Pengembangan Properti TOD Menghadapi Banyak Tantangan

Muhammad Kemal Farezy Sep 21, 2023 0 Comments
Pengembangan Properti TOD Menghadapi Banyak Tantangan

Tangerang, BisnisPro.id – Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Suyus Windayana, mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan transit oriented development (TOD) di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, termasuk dalam proses penyusunan kebijakannya. Beliau menjelaskan bahwa terdapat setidaknya empat poin utama yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi peraturan tersebut.

“Tantangan besar ketika menerbitkan kebijakan [mengenai TOD] adalah memastikan bahwa produk yang dihasilkan harus unggul, berbasis bukti, menjawab kebutuhan, dan memiliki nilai dampak positif, maupun kerugian seminimal mungkin,” kata Suyus pada Rabu (20/9/2023) lalu.

Suyus juga menambahkan bahwa konsep Transit Oriented Development (TOD) yang terus berkembang di negara maju telah membuktikan kemampuannya dalam memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk mengakomodasi aktivitas dan mobilitas masyarakat dalam jumlah yang besar. Keberhasilan TOD ini menjadi contoh yang sangat relevan bagi negara berkembang seperti Indonesia, yang memiliki banyak kota besar dengan berbagai tantangan mobilitas.

Saat ini, kajian terkait TOD telah selesai disusun dan perlu untuk disebarluaskan dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait serta para ahli yang kompeten di bidang ini.

“Tantangan persoalan seputar pengembangan kawasan TOD di negara ini, misalnya mengenai regulasi dan pengaturan kolaborasi, persoalan kelengkapan prasarana TOD yang membutuhkan waktu, menentukan sistem dan simpul transit, dan tantangan lain yang bersifat sosial,” Suyus menambahkan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia, Harris Muhammadun, mengungkapkan bahwa upaya untuk mendekatkan akses transportasi, hunian, dan ruang terbuka hijau (RTH) kepada masyarakat harus memperhatikan tiga aspek utama, yaitu:

  1. Keterjangkauan: Upaya ini harus memastikan bahwa aksesibilitas ke transportasi, hunian, dan RTH dapat dijangkau oleh sebanyak mungkin lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu secara ekonomi.
  2. Keunggulan: Proyek-proyek tersebut harus mampu memberikan keunggulan dan manfaat yang jelas bagi masyarakat, seperti kemudahan akses ke fasilitas transportasi yang nyaman dan aman, hunian yang layak, serta RTH yang berkualitas.
  3. Daya Tarik: Daya tarik dalam hal desain, kualitas, dan penggunaan fasilitas tersebut juga harus diperhatikan agar masyarakat tertarik untuk memanfaatkannya dengan baik.

Pendekatan yang memperhitungkan tiga aspek ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat dalam pengembangan TOD dan fasilitas terkait.

“Sehingga anak muda kita yang mendapatkan bonus demografi, bisa tertarik memiliki hunian vertikal area, bukan lagi landed area,” ungkapnya.

Di samping itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang, dan Pertanahan, Hardian, menekankan bahwa konsep Transit Oriented Development (TOD) merupakan suatu tawaran yang perlu dipersiapkan dengan mendalam melalui penelaahan berbagai aspek yang relevan.

“Tidak hanya dari sudut pandang satu bidang keilmuan tetapi juga mempertimbangkan bagaimana karakteristik sosial budaya komunitas masyarakat di dalamnya,” ungkapnya.

Hardian juga berharap penerapan TOD mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengoptimalkan penggunaan transportasi umum, seperti bus, KRL, MRT, maupun LRT.

Leave a Reply

Leave a facebook comment

Kurs Hari Ini

Update Covid-19 Hari Ini

Banner Ads